;

Selasa, 08 Mei 2012

Pendakian Pertama Gunung Merbabu 3142 mdpl

Selasa, 08 Mei 2012

Gunung Merbabu, Puncak Kenteng Songo 3.142 mdpl. Suatu puncak yang memberikan pengalaman tersendiri bagiku, pendakian pertama yang ketika di puncak di sambangi badai.. Oh god ! ini ngak akan terlupakan!! jadi begini ceritanya ...

Bermula dari kebosanan anak-anak SMA yang harus menjadi pengangguran sementara setelah UN sambil menunggu SNMPTN dan pengumuman UN, tercetuslah pendakian gunung Merbabu. dan bszzttststttss...time skip. Tanggal 3 Mei diadakan semacam briefing untuk mengecek seberapa kesiapan para pendaki pendaki pemula :D Akhirnya ditentukan pendakian akan dimulai tanggal 4 Mei 2012 selepas Sholat Jumat berangkat, kami ber 10 yaitu  Asad, Nilam ,Vika, Novian , Satrio, Angger, Hamid(saya),  Hamidah, Anita dan mas Andhi. Semuanya adalah siswa SMAN 1 BANTUL yang bosan dengan libur panjang, kecuali mas Andhi (Alumni). Kembali lagi ke topik....perjalanan dimulai dari rumah Satrio menuju Terminal Jombor dengan mobil pick up. Perjalanan diteruskan dari Terminal Jombor jam 2:05 pm dan sampai diterminal magelang sekitar jam 3:30, dari terminal Magelang kami mengunakan bus mini Jurusan Kopeng - Magelang turun di  Gapura Kaponan. Dari Kaponan kami berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian. Kami sampai di pos Pendakian Mbah Cipto (basecamp paling bawah) selepas Isya. Setelah istirahat sejenak, masak mie, dan sholat isya, sekitar jam 10 malam, kami meneruskan perjalanan, awal perjalanan terlihat sangat indah, ketika dibawah sinar rembulan yang menyinari kebun kebun penduduk dan jalan setapak, selepas perkampungan kami melewati jalan coin-block dan jalan setapak yang lumayan menanjak. Ketika waktu menunjukan sekitar jam 2 pagi, sebagian tim merasa lelah + Hamidah kedatangan tamu bulanannya dan bodohnya tidak ada yang membawa pembalut,akhirnya mengunakan peralatan sederhana maka kemudian diputuskan untuk mendirikan tenda dan istirahat sampai pagi.

Pagi harinya (Sabtu, 5 Mei 2012) perjalanan diteruskan dan sampailah di pos 2 (sebenernya ngak tau pos berapa,tapi menurut karakteristik itu merupakan pos 2 !! namun kami menganggap itu merupakan pos 1 :(  ) di pos 2 kami mengisi air untuk bekal naik lagi, perjalanan dilanjutkan lagi dan penggunaan air minum masih boros karena di pos 2 tadi menganggap itu baru pos 1, dan masih bisa mengisi air lagi di pos 2. Sampai di suatu batu besar, kami terkejut ketika sudah sampai di pos IV (Watu Tulis) dengan matahari sudah diatas kepala, namun sedikit terlindungi dengan adanya kabut dan angin kencang. Sebagian kami ada yang turun ke sungai untuk mengambil air, namun sayang ternyata di bawah merupakan air belerang. Akhirnya kami kembali naik dengan air yang tidak full, minum dibatasi membuat kami yang pemula sering berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga. Sesampai di pos Helipad, kabut mulai tebal namun kami tetap bertekat naik. Selepas pos Helipad, kami dihadapkan pada rute terberat yang bernama jembatan setan. Lintasan ini merupakan punggungan tipis dengan jurang menganga pada sisi kiri dan kanan lintasan. Ditambah lagi hembusan angin yang kencang dan kabut tebal, jarak pandang hanya sekitar 20meter . Selepas jembatan setan kami tiba pada sebuah persimpangan. Yang ke kiri, menuju puncak syarif, dan yang kekanan menuju puncak Kenteng Songo. Kami pun bergegas menuju ke Puncak Kenteng Songo. Sebenarnya tujuan awalnya adalah ke puncak Syarif dulu, buat camp kemudian ke Kenteng Songo, namun karena tim terpecah menjadi 2, rombongan depan yang staminanya kuat dan di belakang yang staminanya kurang.jarak 2 rombongan paling jauh 20 meter, dan karena rombongan depan sudah ke Kenteng Songo, maka rombongan belakang pun ngikut ke Kenteng Songo. Jalur ke Kenteng Songo  yang menanjak dan sesekali menurun serta kabut tebal dan angin kencang membuat Angger sedikit merasa pusing dan kedinginan, namun setelah di beri minuman, makanan dan juga sedikit oksigen yang saya bawa, dia bisa sehat lagi dan melanjutkan ke puncak yang tinggal beberapa meter, Sebelum sampai puncak ada track yang harus merayap di batu dan berpegangan agar tidak jatuh, meski track itu hanya sekitar 2 meter tapi itu yang membuat saya kaget, dikira jalannya mulus -___- . Sesampai puncak Kenteng Songo akan tampak di sebelah barat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, disebelah timur Gunung Ungaran dan Gunung Lawu, sedangkan disebelah selatan dan yang terdekat adalah Gunung Merapi yang berdiri gagah dan misterius. Di puncak, kami mendirikan tenda dan memasak, ketika itu jam 4 sore kabut masih lumayan tebal. Ketika kabut mulai hilang kami dikagetkan dengan awan mendung tebal dari arah barat. kami segera memperkuat tenda, masak air panas untuk menghangatkan badan ketika badai. Selepas magrib semua tidur karena nanti jika sudah badai tidak boleh tidur untuk mencegah hipotermia. Jam 20.30 badai datang dan mengila. Kucuran air hujan menembus masuk ke tenda hingga membasahi pakaian, tas,makanan di dalam bahkan ada genangan air selain itu angin yang sangat kencang membuat tenda bergoyang tak beraturan. Saat itu yang dilakukan hanyalah memberondong sms pos pendakian, meski tidak ada sinyal tapi sapa tahu ada sinyal yang tersesat sehingga bisa memberi kabar ke pos, semuanya berdoa,yang diharapkan hanyalah bisa turun dengan selamat, jika semisal berakhir di puncak kami sudah berusaha memberi kabar pos pendakian, sehingga SAR bisa langsung menemukan.

Namun bayangan buruk mulai hilang ketika jam menunjukan jam 1 pagi (Minggu, 6 Mei 2012), badai mulai mereda, kami sudah mulai bisa tersenyum, kami sing a long lagu lagu jadul, galau apalah yang penting bisa berteriak berteriak sambil menghangatkan badan dan melepas stres, ngomongin apa yang akan dilakukan ketika tiba di pos, menyiapkan menu di pos, ngomongin mesin, drag race dengan Satrio, ngomongin Warung Nasi Goreng di Bantul bareng mas Andhi, Asad sampai jam 2:30. Badai berhenti dan tinggal hujan biasa, semuanya bisa tidur. Jam 5 pagi semua bangun, keluar tenda, memasak, menikmati sunrice(walaupun tertutup awan). Setelah itu kami makan bersama sambil menghabiskan semua bekal agar barang bawaan bisa di peringan. Sekitar jam 8an pagi kami meluncur turun karena sudah ada kabut yang naik dan ada gerimis kecil. Track tanah yang licin sehabis badai membuat banyak terpeleset sehingga kami harus berhati hati. Jam 4 sore kami akhirnya bisa sampai ke basecamp. Dan syukur ketika sampai basecamp kemudian hujan, sehingga tidak terkena hujan ketika dalam perjalanan. Di basecamp kemudian masak nasi goreng :D 3 hari ngak makan nasi itu rasanya aneh ...wkwk

Sedikit kenang- kenangan :D
di pos 2


kecapekan bos !
 gunung merapi dari merbabu


ini awan mendungnya

pagi hari setelah badai
anak panti masak..wkwk

dari kenteng songo

diatas awan :)
foto-foto anak panti saat turun









TULISAN BERJALAN INI SILAHKAN DIISI DENGAN PESAN ANDA

aswanudin - 00.10
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

5 komentar:

Vika Alghifari mengatakan...

Kamu suka nulis ya bang hamid?
Tulisannya 4 jempol tak acungin semua deh...
Ketagihan naik gunung kah...?

Unknown mengatakan...

@kotak sejuta harapan : nga begitu sih vik, blog ini aja nga keurus maksimal, lha libur libur nga ada kerjaan trus mending nulis ini sambil menghilangkan pegal di kaki ,..wkwk..

kapan kapan boleh dah naik gunung lagi, kmaren tu sebenere keadaane pas nga vit banget,2 hari sebelume sempet sakit..tp ra ngomong2 ..

rahmatmh mengatakan...

Mantap Mas..
Ada bikin videonya ga? :))

Anonim mengatakan...

jos mid.... sok tak jaki meneh!!!

Unknown mengatakan...

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar